Kamis, 31 Oktober 2019

tugas menejemen era revolusi industri ke 2

Lingkungan Sosial Budaya Terhadap Bisnis


Pendahuluan

Lingkungan sosial budaya merupakan bagian dari lingkungan hidup. Berbagai macam definisi dimunculkan menurut beberapa pakar lingkungan hidup. Lingkungan sosial budaya adalah lingkungan atau tempat manusia berkumpul menjalankan hidup bersosialisasi dan dalam lingkup berbudaya sesuai daerah masing-masing yang menjadi ciri khasnya. Lingkungan sosial budaya menggabungkan antara hidup sosial antar manusia dan budaya masyarakat secara turun-temurun baik itu budaya timur maupun budaya barat sejak manusia lahir di muka bumi ini. Kultur budaya yang dilahirkan atau diciptakan menyatukan pola pikir manusia. Teknologi yang semakin berkembang di jaman modern ini tak luput terlibat dalam lingkungan hidup. Pencampuran kebudayaan yang saling mengisi dapat mempererat hubungan lingkungan sosial budaya dan teknologi.

Budaya adalah “cara hidup” yang dibentuk oleh sekelompok manusia yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Faktor budaya merupakan tantangan bagi pemasar global karena semua ini tidak mudah dilihat. Pemasar internasional harus mengetahui pengaruh budaya dan harus menyiapkan diri untuk menjawab tantangan itu atau mengubahnya. Pemasar internasional memainkan peran penting bahkan dapat dikatakan menentukan dalam mempengaruhi kecepatan tingkat perubahan diseluruh dunia. Hal terlihat jelas dalam makanan tetapi praktis menyangkut semua industri, terutama produk konsumen. Pabrik sabun dan deterjen telah mengubah kebiasaan, mencuci, industri elektronik telah mengubah pola hiburan, dan pemasar pakaian telah mengubah gaya gaya, dan sebagainya. Dalam produk industri budaya telah mempengaruhi karakteristik dan permintaan produk tetapi yang lebih penting lagi sebagai pengaruh pada proses pemasaran, terutama dalam cara menjalankan bisnis. Pemasar internasional telah belajar untuk mengandalkan orang yang mengetahui dan memahami adat serta sikap setempat untuk keahlian pemasaran.

Hubungan bisnis antara pihak-pihak yang mempunyai budaya atau kebangsaan berbeda dapat dipengaruhi oleh tantangan tambahan. Bila salah satu pihak dari budaya konteks tinggi mengambil bagian dalam kesepakatan bisnis, faktor-faktor yang dibahas mungkin akan lebih rumit karena keyakinan berbeda mengenai signifikansi dari kesepakatan bisnis formal dan kewajiban yang mengikat semua pihak misalnya, manajer penjualan benar-benar yakin bahwa hanya kontrak yang ditulis dengan baik yang diperlukan agar perusahaanya dapat menerima semua kewajiban yang mengikat. Tetapi manajer penjualan tadi juga tidak dapat memahami belahan dunia, sesuatu hanya dapat terjadi bila ada hubungan pribadi karena kadang-kadang hubungan pribadi juga perlu untuk melaksanakan sesuatu dalam lingkungan konteks rendah.

Aspek Dasar Dari Budaya


Bagi ahli antropologi dan sosiologi, budaya adalah “cara hidup” yang dibentuk oleh sekelompok manusia yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Budaya termasuk kesadaran dan ketidaksadaran akan nilai, ide, sikap, dan simbol yang membentuk perilaku manusia dan diteruskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Seperti didefinisikan oleh seorang ahli antropologi organisasi Geert Hofstede, budaya adalah “tatanan kolektif dari pikiran yang membedakan anggota tersebut dari satu kategori orang dengan orang lainnya.”

    1.Pandangan Ahli Antropologi

Seperti diutarakan oleh Ruth Benedict dalam karya klasiknya berjudul The Chrysanthemum and the Sword, tidak peduli betapa aneh tindakan atau pendapat seseorang , cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak mempunyai hubungan dengan pengalamannnya di dunia ini. Tidak masalah jika tindakan dan opini dirasakan sebagai gagasan yang aneh oleh orang lain. Pemasar global yang berhasil harus memahami pengalaman manusia dari sudut pandang lokal dan menjadi orang dalam melalui proses empati budaya.
    
     2.Budaya Konteks Tinggi dan Rendah

Edward T. Hall menyarankan konsep konteks tinggi dan rendah sebagai salah satu cara untuk memahami orientasi budaya yang berbeda. Dalam budaya konteks rendah, pesan nyata; kata-kata membawa sebagian besar informasi dalam komunikasi. Dalam budaya konteks tinggi, tidak terlalu banyak informasi berada dalam pesan verbal. Jepang, Saudi Arabia, dan budaya konteks tinggi lainnya sangat menekankan pada nilai dan posisi atau kedudukan seseorang di masyarakat. Dalam budaya ini, pinjaman dari bank lebih mungkin didasarkan pada siapa Anda daripada analisis formal laporan keuangan. Dalam budaya konteks rendah seperti Amerika Serikat, Swis, atau Jerman, persetujuan dibuat dengan informasi yang jauh lebih sedikit mengenai karakter, latar belakang, dan nilai-nilai. Keputusan lebih didasarkan pada fakta dan angka dalam permintaan pinjaman.

    3.Komunikasi dan Negosiasi

Jika bahasa dan budaya berubah, ada tantangan tambahan dalam komunikasi. Misalnya, “ya” dan “tidak” dipergunakan dengan cara yang berbeda antara Negara Jepang dan Negara barat. Hal ini menyebabkan kebingungan dan kesalahpahaman. Dalam bahasa inggris jawaban “ya” atau “tidak” atas sebuah pertanyaan didasarkan pada apakah jawabannya mengiyakan atau menolak. Dalam bahasa Jepang, tidak demikian. Jawaban “ya” atau “tidak” dapat dipergunakan untuk jawaban yang membenarkan atau menolak pertanyaan tadi.

    4.Perilaku Sosial
Ada sejumlah perilaku sosial dan sebutan yang mempunyai arti yang berbeda-beda di dalam budaya lain. Sebagai contoh, orang Amerika umumnya menganggap tidak sopan jika makanan di atas piring membubung, membuat keributan ketika sedang makan, dan bersendawa. Namun sejumlah masyarakat Cina merasa bahwa merupakan hal yang sopan jika mengambil setiap porsi makanan yang dihidangkan dan menunjukkan kepuasannya dengan bersendawa.
Perilaku sosial lainnya, jika tidak diketahui, akan merugikan bagi pelancong internasional. Sebagai contoh, di Arab Saudi, merupakan penghinaan jika menanyakan kepada pemilik rumah tentang kesehatan suami/istri.

    5.Sosialisasi Antar-Budaya
Memahami suatu budaya berarti memahami kebiasaan, tindakan, dan alasan-alasan di balik perilaku-perilaku yang ada. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, bak mandi dan toilet mungkin berada dalam ruang yang sama. Orang Amerika mengasumsikan bahwa ini adalah norma yang berlaku di dunia. Namun, dalam beberapa budaya seperti Jepang, menganggap itu tidak higienis. Bahkan budaya lain menganggap duduk di atas toilet duduk itu tidak higienis. Di banyak budaya, penggunaan tisu toilet bukanlah norma mereka.

Negosiasi

Negosiasi merupakan salah satu bentuk manajemen konflik selain mediasi dan dialog. Negosiasi lebih menekankan pada adanya pertukaran usulan yang ditujukan untuk meminimalisir perbedaan akibat adanya ketidaksesuaian tujuan yang dialami para anggota dengan cara menciptakan sebuah kesepakatan. Umumnya, negosiasi dapat kita temui dalam berbagai bidang kehidupan seperti proses transaksi antara penjual dan pembeli, perjanjian bisnis, interaksi antara pihak manajemen dan buruh dalam sebuah perusahaan, hubungan pernikahan, situasi penyanderaan, kerusakan lingkungan, dan lain-lain.


Pendekatan Negosiasi

Terdapat beberapa pendekatan dalam negosiasi. Para ahli teori berbeda dalam mengkategorikan berbagai aliran utama yang ada dalam negosiasi, misalnya adalah Daniel Druckman menggambarkan aliran utama dalam teori negosiasi didasarkan atas 4 (empat) pendekatan dalam negosiasi, yaitu negosiasi sebagai penyelesaian puzzle, negosiasi sebagai permainan bargaining, negosiasi sebagai manajemen organisasi, dan manajemen sebagai diplomasi politik. Sementara itu, Howard Raiffa menggambarkan berbagai jenis pendekatan negosiasi yaitu dimensi simetris dan asimetris, dan preskripsi dan deskripsi. Selanjutnya, Linda L. Putnam menyebutkan bahwa terdapat 2 (dua) pendekatan yang umum digunakan dalam negosiasi, yaitu descriptive bargaining dan integrative bargaining. Dan yang terakhir, I. William Zartman mengenalkan 5 (lima) tingkatan analisis yang berbeda dalam negosiasi, yaitu pendekatan struktural, pendekatan strategis, pendekatan proses, pendekatan perilaku, dan pendekatan integratif. Berikut adalah intisari pendekatan negosiasi yang meliputi fitur dasar, asumsi, serta keterbatasan yang dimiliki oleh masing-masing pendekatan.

   1.Pendekatan struktural – menekankan pada makna, posisi, serta kekuatan; dengan asumsi hasil negosiasi adalah win-lose; namun memiliki keterbatasan dalam hal posisi yang dapat menyebabkan hilangnya kesempatan diperolehnya kesepakatan yang saling menguntungkan bagi semua pihak serta terlalu menekankan pada kekuatan.

   2.Pendekatan strategis– menekankan pada tujuan, rasionalitas, dan posisi; dengan asumsi hasil negosiasi adalah win-lose; keberadaan solusi adalah optimal dan mengedepankan rasionalitas para pemain; memiliki keterbatasan dalam hal tidak menyertakan penggunaan kekuatan, para pemain tidak dapat dibedakan.

   3.Pendekatan proses– menekankan pada pembuatan konsesi perilaku serta posisi; dengan asumsi hasil negosiasi adalah win-lose, respon bersifat reaktif; dan dengan keterbatasan dalam hal terlalu menekankan pada posisi, dan kurangnya prediktifitas
Pendekatan perilaku– menekankan pada perlakuan kepribadian; dengan asumsi hasil negosiasi adalah win-lose dan peran dari persepsi dan ekspektasi; dan dengan keterbatasan dalam hal terlalu menekankan pada posisi.
   
  4.Pendekatan integratif– menekankan pada pemecahan masalah, menciptakan nilai, komunikasi, dan hasil negosiasi adalah win-win solutions; dengan asumsi win-win solutions; dan memiliki keterbatasan dalam hal penggunaan waktu serta semua pihak hendaknya memperhatikan dan siap terhadap serangan balik yang dilakukan oleh pihak non-intergratif bargaining.

Produk




Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dipakai, dimiliki, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.

        1. Produk Konsumsi
Produk KonsumsiYaitu produk yang digunakan oleh konsumen tingkat akhir, jadi konsumen membeli lalu digunakan langsung sehingga tidak dijual kembali. Secara umum produk yang sering di konsumsi masyarakat digolongkan menjadi tiga bagian diantaranya:
Produk kebutuhan sehari-hari.
Produk belanjaan.
Produk khusus.
         2. Produk Industri
Produk industri (business products), adalah barang yang akan menjadi begitu luas dipergunakan dalam program pengembangan pemasaran. Barang industri juga dapat dirinci lebih lanjut jenisnya antara lain sebagai berikut.
Bahan mentah, yaitu barang yang akan menjadi bahan baku secara fisik untuk memproduksi produk lain, seperti hasil hutan, gandum, dan lain sebagainya.
Bahan baku dan suku cadang pabrik, yaitu barang industri yang digunakan untuk suku cadang yang aktual bagi produk lain, misalnya mesin, pasir, dan lain sebagainya.
Perbekalan operasional, yaitu barang kebutuhan sehari-hari bagi sektor industri, misalnya alat-alat kantor, dan lain-lain.


Route Map PT Pratama Jaya Perkasa dari tema Lingkungan sosial budaya dalam Negosiasi Bisnis


   



Berikut merupakan pentingnya komunikasi antar budaya dalam bisnis:

           1.   Menyatukan Perbedaan Budaya pada Setiap Perusahaan
Komunikasi antar budaya memiliki peranan yang penting dalam dunia bisnis salah satunya adalah untuk menyatukan perbedaan budaya pada setiap perusahaan. Komunikasi tersebut berfungsi sebagai pengetahuan seseorang dalam sebuah perusahaan untuk menghadapi budaya yang ada pada perusahaan lain. Setiap perusahaan memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. 

           2.   Meningkatkan Komunikasi Lintas Budaya
Suatu perusahaan memiliki banyak karyawan yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Oleh karena itu, komunikasi antar budaya menjadi penting untuk meningkatkan komunikasi antar budaya dalam diri seseorang maupun perusahaan tersebut. 

           3.    Meningkatkan Kerjasama dalam Tim
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa setiap perusahaan memiliki karyawan yang berbeda latar belakang budayanya. Tujuan utama dalam sebuah perusahaan adalah untuk mencapai kesuksesan bersama. Oleh karena itu, latar belakang karyawan yang multi budaya ini sering menimbulkan permasalahan seperti kesalahpahaman pada saat bertugas. Komunikasi antar budaya menjadi solusi untuk memahami masing-masing karakter budaya karyawan tersebut demi menciptakan kerjasama yang baik dalam tim dan untuk mewujudkan kesuksesan bersama.

            4.    Sebagai Proses Negosiasi
Bisnis tidak hanya dilakukan di dunia domestik saja, tetapi bisnis yang maju telah mencapai seluruh dunia. Komunikasi antar budaya menjadi kunci utama untuk berbisnis di luar negeri. Selain itu, komunikasi antar budaya juga dilakukan di dalam dunia domestik sebagai proses negosiasi dengan perusahaan lain yang ingin menjalin kerjasama. Dengan komunikasi antar budaya tersebut perusahaan lain dapat menilai kapabilitas perusahaan yang mengajukan kerjasama tersebut. 

            5.    Menjalin Keharmonisan Antar Perusahaan
Dunia bisnis tentu berhubungan dengan perusahaan-perusahaan besar termasuk perusahaan domestik dan luar negeri. Komunikasi antar budaya menjadi alternatif perusahaan untuk menjalin keharmonisan atau hubungan baik dengan perusahaan lain. Perbedaan budaya yang ada dalam sebuah perusahaan harus dipahami dengan baik melalui komunikasi antar budaya mulai dari peran dan status, nilai-nilai sosial, norma, dan gaya komunikasi. Hal ini menjadi penting untuk menjalin keharmonisan dalam kerjasama dengan perusahaan lain. 

             6.    Membuka Peluang Kerjasama dengan Perusahaan Asing
Perusahaan di negara ini telah memasuki pemasaran global, dimana perusahaan tidak hanya bekerja sama dengan perusahaan tanah air saja tetapi sudah menjalin kerjasama dengan perusahaan bonafit yang ada di luar negeri. Fungsi dari komunikasi antar budaya adalah memberikan pemahaman kepada sebuah perusahaan tentang kebudayaan-kebuadayaan dari perusahaan asing, sehingga perusahaan tersebut dapat membuka peluang kerjasama dengan perusahaan asing lainnya. 
   
              7.     Untuk Mengambil Keputusan
Seorang pemimpin memiliki wewenang untuk membuat peraturan-peraturan dalam sebuah perusahaan. Seorang pemimpin wajib mengetahui kebudayaan yang ada dalam perusahaannya karena orang-orang yang berada dalam perusahaan tersebut memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda. Cara yang tepat untuk memahami budaya tersebut adalah menggunakan komunikasi antar budaya. Komunikasi antar budaya tidak hanya memahami kebudayaan seperti ras, agama, dan kebudayaan lainnya yang sakral tetapi kebudayaan di sini juga menyangkut kebudayaan berupa peranan, status, nilai sosial, dan lain sebagainya. Hal ini memudahkan seorang pemimpin untuk mengambil sebuah keputusan dalam perusahaan.

                8.     Mengetahui Karakter Seseorang
Komunikasi antar budaya dalam dunia bisnis sangat penting untuk mengetahui karakter seseorang. Misalnya, ketika seseorang bawahan yang ingin bertemu dengan atasan biasanya menggunakan pakaian yang rapih, mimik muka tersenyum, berbicara sopan, dan tata karma lainnya. Hal ini sudah menjadi budaya dalam dunia bisnis. Ketika ada orang yang melanggar aturan tersebut terkesan tidak sopan bahkan bisa berdampak buruk pada nilai-nilai sosial

                 9 .    Mencegah Etnosentrisme
Budaya berkaitan dengan etnosentrisme. Etnosentrisme adalah suatu pandangan dari individu tentang individu lain yang beranggapan bahwa kebudayaannya lebih baik dibandingkan dengan kebudayaan individu lain. Orang yang etnosentrisme biasanya tidak memiliki wawasan yang luas akan budaya dan dalam dirinya tidak ada rasa toleransi atau saling menghargai. Komunikasi antar budaya yang berfungsi sebagai pengetahuan ini dapat mencegah timbulnya etnosetrisme dalam diri seseorang dalam sebuah perusahaan. 
                
                 10.    Kinerja Kerja Perusahaan
Kebudayaan yang beragama dalam sebuah perusahaan dinilai kreatif karena setiap sumber daya manusia dapat berinovasi dengan pola pikir yang berbeda-beda. Komunikasi antar budaya menjadi penting untuk kinerja kerja di perusahaan mulai dari tahap produksi, distribusi, dan keuangan. Budaya seperti kejujuran, disiplin, mudah beradaptasi, dan budaya lainnya inilah yang memberikan kesuksesan dalam dunia bisnis.


Hukum Internasional
Hukum internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala internasional. Pada awalnya, hukum internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan hubungan antarnegara namun dalam perkembangan pola hubungan internasional semakin kompleks pengertiannya. Hukum internasional juga mengurusi struktur dan perilaku organisasi internasional dan pada batas tertentu, perusahaan multinasional dan individu. Hukum internasional adalah hukum bangsa-bangsa, hukum antarbangsa atau hukum antarnegara. Hukum bangsa-bangsa dipergunakan untuk menunjukkan pada kebiasaan dan aturan hukum yang berlaku dalam hubungan antara raja-raja zaman dahulu. Hukum antarbangsa atau hukum antarnegara menunjukkan pada kompleks kaedah dan asas yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa atau negara.

Organisasi kawasan (OK)
Organisasi kawasan (OK) adalah organisasi internasional (OI) yang beranggotakan beberapa negara dan mencakup badan geopolitik yang operasinya tidak memandang batas negara-bangsa. Keanggotaannya ditentukan oleh batas geografi tertentu seperti benua atau batas geopolitik seperti blok ekonomi. Organisasi kawasan didirikan untuk mendorong kerja sama dan integrasi politik dan ekonomi atau dialog antarnegara atau antarlembaga dalam satu wilayah geografis atau geopolitik tertentu. Organisasi ini menggambarkan pola pembangunan dan sejarah yang muncul sejak akhir Perang Dunia II serta fragmentasi di dalam globalisasi. Sebagian besar OK bekerja sama dengan organisasi-organisasi multilateral seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa.Meski organisasi kawasan kadang disebut organisasi internasional, istilah organisasi kawasan dianggap lebih masuk akal karena menekankan cakupan keanggotaannya yang lebih terbatas.
Contoh-contoh OK adalah Uni Afrika (UA), Uni Eropa (UE), Komunitas Karibia (CARICOM), Liga Arab (AL),Asian Free Trade(AFTA),Chinese Asian Free Trade (CAFTA) Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Asosiasi Kerja Sama Kawasan Asia Selatan (SAARC), dan Persatuan Bangsa-Bangsa Amerika Selatan (USAN).

Lisensi
Lisensi secara umum dapat diartikan pemberian izin, hal ini termasuk dalam sebuah perjanjian. Definisi lain, pemberian izin dari pemilik barang/jasa kepada pihak yang menerima lisensi untuk menggunakan barang atau jasa[1] yang dilisensikan.

Antitrust
Antitrust merupakan kebijakan pemerintah untuk menangani monopoli. Undang-undang antitrust bertujuan untuk menghentikan penyalahgunaan kekuatan pasar oleh perusahaan-perusahaan besar dan, terkadang, untuk mencegah merger dan akuisisi perusahaan yang akan menciptakan atau memperkuat monopoli.

Perusahaan yang Mendapatkan Lisensi dari Negara Asing

Perusahaan Sepeda Polygon


Sepeda Polygon

Perusahaan sepeda ini begitu dikenal oleh masyarakat Indonesia. Namun siapa yang sadar, Polygon yang memulai produksinya di Sidoarjo, telah berekspansi menjadi perusahaan global. Kini produknya tersebar di 62 negara di seluruh benua, bahkan di Jerman dan Perancis terdapat 50 toko polygon. Fokus dari perusahaan ini adalah kualitas yang menjadi jaminan bagi para pengendaranya. Terlepas dari ambisi untuk mengglobal, polygon juga berupaya tetap menjadi kebanggaan lokal. Sehingga masih banyak kita jumpai toko Polygon dan juga Rodalink yang merupakan anak perusahaan.

Minggu, 06 Oktober 2019

tugas menejemen era revolusi industri

Dalam dunia bisnis pada zaman ini sudah memasuki zaman globalisasi dalam
perdagangan internasional, untuk tetap dapat bersaing dalam menghadapi zaman globalisasi
yang sekarang ini dimana segala sesuatu memanfaatkan IPTEK, seseorang harus dapat
menguasai sebuah manajemen terutama dalam bidang manajemen pemasaran yaitu
pemasaran industri bagi seorang wirausahawan.
Menurut Handoko (1997:8) : Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, manajemen pemasaran merupakan suatu proses yang menyangkut
analisis, perencanaan dan pelaksanaan serta pengawasan program-program yang ditujukan
untuk melayani pasar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar.
Sedangkan pemasaran industri adalah kegiatan yang memfasilitasi terjadinya
pertukaran produk dengan pelanggan dalam pasar industri mencakup semua perusahaan yang
membeli barang dan jasa industri.

       Kajian Teori

1. Manajemen
Menurut Sudarwan dan Yunan Danim (2010: 18) mengemukakan bahwa: Manajemen
sebagai sebuah proses yang khas, yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, menggerakkan, dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaransasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
serta sumber-sumber lainuntuk mencapai tujuan tertentu.Manajemen adalah proses untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu
merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing), memimpin (leading), dan
mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah suatu kegiatan yang
berkesinambungan.
Untuk mencapai efisiensi serta efektivitas dalam manajemen, maka segala tindakan
dan kegiatan baru sebaiknya dilaksanakan dengan pertimbangan dan perhitungan yang

rasional. Untuk itu diperlukan langkahlangkah kegiatan dengan perumusannya secara jelas
dan tegas, agar tujuan program yang dimaksudkan dapat berjalan dengan sebaik mungkin
Manajemen bagi setiap organisasi atau lembaga merupakan unsur pokok yang harus
dijalankan oleh setiap pimpinan organisasi atau lembaga tersebut. Para pimpinan tersebut
bertindak sebagai manajer sehingga harus menggunakan sumber daya organisasi, keuangan,
peralatan dan informasi serta sumber daya manusia dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting bagi setiap
organisasi. Tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan (state goals) mengandung arti
bahwa para pemimpin atau manajer organisasi apapun berupaya untuk mencapai berbagai
hasil akhir spesifik, tentu saja harus unik bagi masing-masing organisasi.

2. Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan dalam
rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan kelangsungan hidup untuk berkembang, dan
mendapatkan laba. Pemasaran juga merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan
konsumen. Untuk itu kegiatan pemasaran harus dapat memberikan kepuasan konsumen jika
perusahaan tersebut menginginkan usahanya tetap berjalan terus atau menginginkan
konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan
Menurut Kotler (2000: 19) Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana
individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lain”.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran mempunyai arti yang
lebih luas daripada penjualan, pemasaran mencakup usaha perusahaan yang ditandai dengan
mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan harga produk yang
sesuai, menentukan cara promosi dan penjualan produk tersebut. Jadi, pemasaran juga
merupakan kegiatan saling berhubungan sebagai suatu system untuk menghasilkan laba

2.1 Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:10) Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu
memilih target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar itu
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah
suatu kegiatan yang direncanakan dan dilakukan oleh pemasar untuk mencapai tujuan
perusahaannya. Manajemen pemasaran adalah suatu proses yang berkaitan dengan analisa,
perencanaan dan kontrol yang mencakup ide-ide, barang-barang, dan jasa-jasa.

2.2 Tujuan Pemasaran
Volume penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan pemasaran, artinya laba
dapat diperoleh melalui pemuasan konsumen. Laba dapat membuat perusahaan tumbuh dan
berkembang, menggunakan kemampuan yang lebih besar kepada konsumen serta
memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan. Laba merupakan tujuan umum dari
perusahaan. Tujuan pemasaran merupakan wujud rencana yang terencana yang terarah di
bidang pemasaran untuk memperoleh suatu hasil yang optimal
2.3 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen pasar yang di
jadikan target oleh perusahaan. Definisi strategi pemasaran adalah sebagai berikut:“strategi
pemasaran adalah logika pemasaran yang digunakan oleh perusahaan dengan harapan agar
unit bisnis dapat mencapai tujuan perusahaan”(Kotler, 2001: 76).Merancang strategi
pemasaran yang kompetitif dimulai dengan melakukan analisis terhadap pesaing. Perusahaan
membandingkan nilaidan kepuasan pelanggan dengan nilai yang diberikan oleh produk,
harga, promosi dan distribusi (marketing mix) terhadap pesaing dekatnya. Menurut
Radiosunu (2001: 27), strategi pemasaran didasarkan atas lima konsep strategi berikut:

   a. Segmentasi pasar. Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang mempunyai
kebutuhan, kebiasaan membeli dan reaksi yang berbeda-beda. Perusahaan tak
mungkin dapat memenuhi kebutuhan semua pembeli. Karena itu perusahaan harus
mengkelompokkelompokkan pasar yang bersifat heterogen ke dalam satuan–satuan
pasar yang bersifat homogeny

   b. Market positioning. Perusahaan tak mungkin dapat menguasai pasar keseluruhan.
Maka prinsip strategi pemasaran kedua adalah memilih pola spesifik pemusatan pasar
yang akan memberikan kesempatan maksimum kepada perusahaan untuk
mendapatkan kedudukan yang kuat. Dengan kata lain perusahaan harus memilih
segmen pasar yang dapat menghasilkan penjualan dan laba yang paling besar.

   c. Targeting adalah strategi memasuki segmen pasar yang dijadikan sasaran penjualan.

   d. Marketing mix strategy. Kumpulan variabel-variabel yang dapat digunakan
perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen. Variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi pembeli adalah variabelvariabel yang berhubungan dengan product,
place, promotion dan price (4P).

   e. Timing strategy. Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan produk merupakan hal
yang peru diperhatikan. Meskipun perusahaan melihat adanya kesempatan baik.
Terlebih dulu harus dilakukan persiapan baik produksi

3. Pemasaran Industri
Pemasaran industri adalah pemasaran produk dan jasa kepada organisasi-organisasi
(kelompok) bisnis (perusahaan). Kelompok Bisnis meliputi perusahaan manufaktur, BUMN,
kelompok sektor swasta, lembaga pendidikan, rumah sakit, distribusi maupun dealer.
Organisasi bisnis membeli produk dan jasa untuk melayani beberapa tujuan, seperti produksi
beberapa jenis barang dan jasa, memperoleh keuntungan, menekan biaya, dan lainnya.
Pemasaran industri adalah bersifat dinamis dan merupakan tempat yang menantang yang akan
mempersembahkan kesempatan dalam mengaplikasikan konsep dan prinsip dari pemasaran.

A. Aktivitas Pembelian terdiri dari :
1. Pusat pembelian yang terdiri dari semua orang yang terlibat dalam pengambilan
keputusan
2. Proses pengambilan keputusan
B. Peserta Proses Pembelian Di Pasar Industri
Unit pengambilan keputusan organisasi pembelian di sebut "Pusat Pembelian" yaitu
semua individu dan unit berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan di pasar
industri .
1) Para Pemrakarsa.
Kategori ini meliputi individu yang pertama kalinya mengenali suatu masalah atau
suatu kebutuhan, yang bisa dipecahkan dengan pembelian pada produk atau jasa.
Para Pemrakarsa bisa siapapun yang berada di dalam perusahaan pembelian. Sering,
para pemakai suatu produk atau jasa bermain dalam peranan pada pemrakarsa.
2) Para Pembeli.
Tanggung-jawab atau Peran Utama para pembeli adalah:
a. Memperoleh pembatasan (atau penawaran) dari para penyalur.
b. Evaluasi dan pemilihan (seleksi) Penyalur
c. Negosiasi
d. Proses pesanan pembelian
e. Mempercepat penyerahan dan penyerahan normal (umum)
f. Menerapkan kebijakan pembelian pada organisasi
Yang pada umumnya, mereka yang melakukan pembelian (atau material) adalah
para eksekutif dan pegawai.
3) Para Pemakai.
Ini meliputi individu yang menggunakan jasa atau produk yang akan dibeli.
Seringkali para pemakai melakukan peranan dari para pemrakarsa. Pengaruh dari
para pemakai di dalam keputusan pembelian mungkin bertukar-tukar dari peranan
sebagai pelengkap atau peranan yang utama. Mereka boleh menggambarkan

spesifikasi dari produk diperlukan. Mereka mungkin adalah para pekerja
dipertokoan, insyinyur pemeliharaan , atau insinyur R & D.
4) Para Pengaruh.
Mereka menjadi individu yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian. Biasanya,
orang-orang teknis ( seperti insinyur disain, insinyur pengendalian mutu)
mempunyai suatu pengaruh yang substansi pada keputusan pembelian. Sekali waktu
individu di luar organisasi itu , seperti tenaga ahli atau konsultan, memainkan
peranan sebagai para pengaruh dengan menggambar kan spesifikasi produk atau
jasa.
5) Para Penentu pembelian.
Keputusan pembelian yang nyata adalah dibuat oleh penentu pembelian. Penentu
pembelian mungkin merupakan satu satu individu dilibatkan di dalam keputusan
pembelian. Merupakan hal sangat penting untuk mengidentifikasi penentu
pembelian, walaupun kadang-kadang mungkin merupakan tugas yang sulit.
Biasanya, untuk pembelian yang rutin, pembeli (atau membeli eksekutif) mungkin
menjadi penentu pembelian. Tetapi, untuk penilaian yang tinggi (sulit) dan produk
secara teknis kompleks, para eksekutif senior menjadi penentu pembelian.
6) Para Penjaga pintu.
Mereka menjadi individu yang bisa mengendalikan (atau menyaring) alir informasi
mengenai produk dan jasa kepada anggota dari pusat pembelian. Kadang-Kadang
penjaga pintu boleh mengendalikan pertemuan-pertemuan orang-orang (masyarakat)
penjualan dengan anggota dari pusat pembelian. Penjaga pintu kadang para orang
yunior atau asisten yang berkait dengan manajer pembelian (atau material).
C. Pengaruh Utama yang dihadapi Pembeli di Pasar Industri
1) . Faktor-faktor lingkungan
a. Perkembangan ekonomi
b. Kondisi penawaran
c. Perubahan teknologi
d. Perkembangan peraturan dan kondisi politk .
e. Perkembangan persaingan
f. Budaya dan adat istiadat

2) . Faktor-faktor Organisasi
a. Tujuan
b. Kebijakan
c. Prosedur
d. Struktur organisasi
e. Sistem

3) . Faktor-faktor antar Pribadi
a. Otoritas
b. Status
c. Empati
d. Kemampuan mempengaruhi orang .

4). Fakot-faktor Individu
a. Umur
b. Pendidikan
c. Posisi jabatan
d. Kepribadian
e. Sikap terhadap resiko

D. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Industri
1) Kenali suatu masalah atau kebutuhan.
2) Penentuan terhadap aplikasi atau karakteristik tentang kualitas produk yang
diperlukan.
3) Pengembangan terhadap spesifikasi atau deskripsi produk yang diperlukan
4) Carilah dan mengkualifikasikan dari para penyalur yang potensial
5) Memperoleh dan menganalisa proposal penyalur
6) Evaluasi terhadap proposal dan seleksi (pemilihan) para penyalur
7) Seleksi (pemilihan) dari rutinitas pesanan.
8) Pencapaian Umpan balik dan evaluasi pos-pos pembelian

E. Perilaku Pembelian Di Pasar Industri
1. Pembelian Baru (Tugas baru).
Pada situasi ini perusahaan membeli item-item untuk yang pertama kalinya.
Kebutuhan akan suatu pembelian baru mungkin ada dalam kaitan dengan faktor eksternal
atau internal.
2. Pembelian ulang dengan Penyesuaian
Perilaku pada pembelian ulang di pasar industri dengan penyesuaian berbagai hal seperti
spesifikasi produk, harga, persyaratan pengiriman dan persyaratan lain.

3. Pembelian Ulang Langsung ( atau langsung pembelian kembali )
Situasi ini terjadi ketika organisasi pembelian memerlukan jasa atau produk tertentu
yang secara terus-menerus (rutinitas) dimana produk/jasa pernah terbeli pada masa lalu.
Dalam hal situasi yang demikian, organisasi pembelian memesan lagi atau mengulangi

tempat pemesanan dengan para penyalur yang sekarang dengan menyediakan materi
seperti masa lalu .

Analisis

Ada kesamaan dan perbedaanya diantara pemasaran industri dengan pemasaran
konsumen. Kesamaannya adalah keduanya melibatkan orang yang melakukan peran
pembelian dan mengambil keputusan membeli untuk memenuhi kebutuhan.
Perbedaan yang paling utama (pokok) terletak pada : Struktur Pasar dan
Permintaan, Sifat Unit Pembelian serta Tipe & Proses Keputusan yang ditetapkan.
Untuk lebih jelasnya, maka akan diuraikan mengenai perbedaan-perbedaan tsb diatas :
1. Struktur Pasar dan Permintaan.
Pemasaran perusahaan pada umumnya berhubungan dengan jumlah konsumen yang
kecil tapi mempunyai omzet yang lebih besar dibandingkan dengan pasar konsumen.
Misalnya perusahaan Pirelli ketika menjual ban cadangan kepada konsumen akhir, pasar
potensialnya meliputi pemilik mobil yang berjumlah jutaan orang yang saat ini masih
dipergunakan saat ini. Tetapi nasib Goodyear dalam pasar industri tergantung pada
adanya pesanan dari salah satu dari beberapa pabrik mobil terbesar. Bahkan dalam pasar
industri yang besar, biasanya hanya beberapa pembeli saja yang melakukan sebagian
besar pembelian terhadap suatu jenis produk.
Dan secara geografis, pasar perusahaan letaknya lebih terkonsentrasi (terpusat).
Misalnya di Amerika Serikat, lebih dari separuh pembeli di pasar industri terpusat dalam
8 negara bagian, yaitu : California, New York, Ohio, Illinois, Michigan, Texas,
Pennsylavania dan New Jersey. Di Indonesia juga ada daerah tertentu yang digunakan
sebagai Daerah Kawasan Industri, seperti : Kawasan Industri Baja, Kawasan Industri
Semen, dan lainnya.

Permintaan pasar industri disebut dengan Permintaan Turunan atau Derived
Demand yang merupakan permintaan yang berasal dari permintaan konsumen atas
barang konsumen.
Contohnya :  PT Maspion membeli biji plastik (Bahan Baku) karena konsumen akhir

membeli peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastik.
 General Motor membeli baja karena konsumen membeli mobil.

Jika permintaan konsumen pada barang tersebut (biji plastik atau baja) menurun,
maka permintaan akan barang tersebut (biji plastik atau baja) dan semua semua
produk lain yang digunakan untuk memproduksi peralatan rumah tangga atau mobil
tersebut akan menurun juga. Oleh karena itu, pemasar di pasar industri tidak jarang
yang mempromosikan produk mereka kepada konsumen akhir secara langsung untuk
meningkatkan permintaan perusahaan. Banyak pasar perusahaan juga yang memiliki
permintaan yang jenisnya inelastic, yaitu jumlah permintaan untuk berbagai produk
industri tidak banyak dipengaruhi oleh perubahan harga, terutama dalam jangka
pendek (1 tahun).
Misalnya : Penurunan dalam harga kulit tidak akan menyebabkan pabrik sepatu akan
membeli kulit dalam jumlah yang lebih banyak, kecuali kalau itu
menyebabkan turunnya harga sepatu (sepatu menjadi lebih murah) yang
kemudian akan akan meningkatkan permintaan konsumen akan sepatu.

Pasar industri mempunyai lebih banyak permintaan yang lebih berfluktuasi
(berubah-ubah) yang disebut dengan istilah fluctuating demand. Maksudnya
permintaan akan banyak barang dan jasa industri ”cederung lebih banyak berubah dan
lebih cepat berubah” dibandingkan akan permintaan barang dan jasa konsumsen.
Kenaikan dalam persentase kecil (misal 10%) dalam permintaan konsumen dapat
menyebabkan kenaikan yang besar (misal 200%) dalam permintaan pasar industri
selama periode berikutnya.

2. Sifat Unit Pembelian.
Dibandingkan dengan pembelian konsumen, maka pembelian perusahaan
biasanya mencakup lebih banyak pembeli dan usaha pembelian yang lebih
professional.

Seringkali, pembelian perusahaan dilakukan oleh agen pembelian atau petugas
yang terlatih dan handal (agen tsb telah mempelajari cara membeli yang baik dengan
melihat berbagai aspek kualitas, kuantitas, bonus, system pembayaran, dll).
Semakin kompleks pembelian pembelian, semakin besar kemungkinan bahwa
banyak orang akan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Komite
pembelian terdiri dari ahli teknisi dan manajemen puncak biasa dalam pmebelian
barang dengan harga tinggi. Oleh karena itu, pemasar di pasar industri harus
mempunyai wiraniaga yang terlatih untuk menghadapi pembeli yang terlatih juga.

3. Berbagai Tipe & Proses Keputusan yang ditetapkan.
Pembeli industri pada umumnya menghadapi keputusan pembelian yang lebih
kompleks dibanding pembeli dalam pasar konsumen. Dalam pembelian tidak jarang
digunakan dana dalam jumlah besar, teknik yang lebih rumit dan pertimbangan
ekonomis serta interaksi di antara banyak orang dari berbagai tingkat organisasi
pembelian. Karena pembelian lebih kompleks , pembeli di pasar industri mungkin
memerlukan waktu yang lebih banyak untuk mengambil keputusan.
Misalnya : Pembelian sistem komputer besar mungkin memakan waktu berbulan-
bulan bahkan bisa lebih dari setahun untuk menyelesaikannya dan mungkin
mencakup dana yang besar beberapa juta dolar, ribuan rincian teknis, dan puluhan
orang dimulai dari manajemen puncak sampai manajemen tingkat bawah.
Proses pembelian pasar perusahaan cenderung lebih formal (resmi) daripada
proses pembelian konsumen. Pembelian besar di pasarn industri memerlukan berbagai
macam rincian spesifikasi produk, pesanan pembelian tertulis, pencarian pemasok
secara hati-hati dan persetujuan resmi.
Akhirnya dalam proses pembelian di pasar industri, antara pembeli dan penjual
seringkali terjadi saling ketergantugan yang erat. Pemasar di pasar konsumen
biasanya jauh hubungannya dari konsumen. Sebaliknya pemasar di pasar bersungguh-
sungguh dalam bekerja & berhubungan erat dengan konsumen dalam semua tahap
sepanjang proses pembelian, dari membantu konsumen menetapkan
permasalahannya, mencari solusi atau menemukan penyelesaian, sampai dengan
dukungan operasional purna jual.

Perbedaan yang mendasar dalam pelaksanaan manajemen pemasaran industri dan
konsumen tersebut adalah :
a. Menentukan target dari pasar-pasarnya
b. Mencari atau menemukan kebutuhan dan keinginan dari segmen/target pasar tersebut
c. Pengembangan produk dan jasa untuk melayanai kebutuhan dari cadangan pasar
mereka
d. Mengikutsertakan program-program atau strategi pemasaran guna mencapai tujuan
dan melayani konsumen lebih baik dan cepat dibandingkan dengan pesaingnya.

Bagaimanapun juga, keduanya ada perbedaan pada karakteristik / ciri-ciri pada pasar
industri dengan pasar konsumen. Perbedaan dari kedua pasar tersebut dapat dilihat dalam
tabel berikut ini :


Referensi

Danim, Sudarwan, dan Yunan Danim (2010), Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas,
Bandung : Pustaka Setia
Handoko , T. Hani (1997), Manajemen dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Liberty
Kotler, Phillip (2000), Prinsip-Prinsip Pemasaran Manajemen, Jakarta : Prenhalindo
Purnomo, Heru, Diktat Kuliah “ Manajemen Pemasaran Industri”, Universitas Gunadarma

Rabu, 23 Januari 2019


ANGGARAN KOPERASI SEJAHTERA 2




 








NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
GITYA MAAJID
MUHAMMAD RAFI RIZQULLAH
MUHAMMAD FAUZI
SHANIA KHAN













ANGGARAN KOPERASI SIMPAN PINJAM SEJAHTERA BERSAMA









 PENERIMAAN ANGGOTA LUAR BIASA
Pasal 4


  1.  Ketentuan umum, hak, dan kewajiban  anggota luar biasa tertuang dalam Anggaran Dasar Koperasi BAB II Pasal 20 dan 21.

Pasal 6
Modal Pinjaman
1.  Ketentuan modal pinjaman diatur pada Anggaran Dasar Koperasi BAB III, Pasal 27.





PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 25
1.      Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan oleh Rapat Anggota yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota  dan diputuskan oleh 50% lebih 1 (satu) dari  yang hadir.
 2. Hasil amandemen/ perubahan  terhadap ART didokumentasikan oleh pengurus.

PENUTUP
Pasal 26

   1. Anggaran Rumah Tangga koperasi dibuat sebagai pelengkap dari Anggaran Dasar yang telah dibuat sebelumnya.
  2.Anggaran Rumah Tangga ini dapat ditambah dan dirubah oleh Rapat Anggota sesuai perkembengan yang ada.
  3.  Hal-hal yang beum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam peraturan khusus dan/atau Surat Keputusan Pengurus yang dibuat oleh Pengurus dan selanjutnya disahkan oleh Rapat Anggota.
  4. Apabila hal-hal yang diatur didalam Anggaran Rumah Tangga ini ternyata bertentangan dengan Anggaran Dasar, maka yang berlaku adalah Anggaran Dasar.

Pasal 26

   1. Anggaran Rumah Tangga ini disetujui dan disahkan oleh Rapat Anggota Koperasi pada hari Sabtu tanggal 13 Mei 2017.
   2.Akta Anggaran Rumah Tangga  ini ditandatangani oleh kami yang diberi kuasa oleh Rapat Anggota pada hari Sabtu tanggal 13 Mei 2017.

SISA HASIL USAHA (SHU)

 SISA HASIL USAHA (SHU)

I.   Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi

SHU koperasi adalah pendapatan yang di peroleh dalam waktu satu tahun buku yang di kurang dengan biaya,penyusutan dan kewajuban,termasuk pajak dalam tahun buku yang berhubungan.
SHU setelah di kurangi dengan dana cadangan lalu di bagikan kepada anggota sesuai dengan jasa masing-masing anggota,dan di gunakan untuk pendidikan pengkoperasian.

Semakin besar transaksi,maka semakin besar SHU yang di terima.
Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.SHU terdapat di dalam pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992, adalah sebagai berikut:

Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.


II.   Prinsip-Prinsip dalam penghitungan SHU Koperasi

Dalam koperasi, anggota berfungsi ganda, yaitu sebagai pemilik (owner) dan sekaligus pelanggan (customer). Sebagai pemilik, seorang anggota berkewajiban melakukan investasi. Dengan demikian, sebagai investor, anggota berhak menerima hasil investasinya. Di sisi lain, sebagai pelanggan, seorang anggota berkewajiban berpartisipasi dalam setiap transaksi bisnis di koperasinya. Seiring dengan prinsip-prinsip koperasi, maka anggota berhak menerima sebagian keuntungan yang diperoleh koperasinya.

Agar tercermin asas keadilan, demokrasi, transparansi, dan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pembagian SHU sebagai berikut.
a. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.
b. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri.
c. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.

Setelah kita mengetahui prinsip dan rumus pembagian SHU, kita dapat menghitung pembagian SHU per anggota. Pastinya pembagian SHU per anggota berbeda-beda karena modal dan kerja yang berbeda pula. Berikut ini adalah contoh perhitungan pembagian SHU per anggota.


III.   Komponen-Komponen dalam dalam perhitungan SHU dan Cara membagi SHU Koperasi

Acuan dasar untuk SHU adalah prinsip-prinsip dasar koperasi yang menyebutkan bahwa, pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Untuk koperasi Indonesia, dasar hukumnya adalah pasal 5 ayat 1 UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang dalam penjelasannya menjelaskan bahwa “pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.

Dengan demikian, SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari dua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu sebagai berikut.

a.      SHU atas jasa modal

Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik sekaligus investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasi sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.

b.      SHU atas jasa usaha

Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan.
Secara umum SHU koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Koperasi sebagai berikut:
1. Cadangan Koperasi
2. Jasa Anggota
3. Dana Pengurus
4. Dana Karyawan
5. Dana Pendidikan
6. Dana Sosial
7. Dana untuk Pembangunan Lingkungan

Tentunya tidak semua komponen diatas diadopsi koperasi dalam membagi SHU-nya. Hal ini sangat tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.

Contoh Kasus Pembagian SHU
Menurut AD/ART Koperasi A, SHU dibagi sebagai berikut:
Cadangan                     : 40%
Jasa anggota                : 40%
Dana pengurus             : 5%
Dana karyawan            : 5%
Dana pendidikan          : 5%
Dana sosial                   : 5%
SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut :
SHUA = JUA + JMA
Dimana :
SHUA : Sisa Hasil Usaha Anggota
JUA    : Jasa Usaha Anggota
JMA    : Jasa Modal Anggota
Dengan menggunakan model matematika, SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut :
SHUPa = VA x JUA + Sa  x JMA
                  V UK            TMS
Dimana :
SHUPa  : Sisa Hasil Usaha per Anggota
JUA      : Jasa Usaha Anggota
JMA      : Jasa Modal Anggota
VA        : Volume usaha anggota (total transaksi anggota)
VUK     : Volume usaha total koperasi (total transaksi koperasi)

Bila SHU bagian anggota menurut AD/ART Koperasi A adalah 40% dari total SHU, rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota tersebut dibagi secara proporsional menurut jasa modal dan usaha, dengan pembagian Jasa Usaha Anggota sebesar 70%, dan Jasa Modal Anggota sebesar 30%, maka ada 2 cara menghitung persentase JUA dan JMA, yaitu :

Pertama, langsung dihitung dari total SHU Koperasi, sehingga :
JUA = 70% × 40% total SHU Koperasi setelah pajak
        = 28% dari total SHU Koperasi
JMA = 30% × 40% total SHU Koperasi setelah pajak
         = 12% dari total SHU Koperasi

Kedua, SHU bagian anggota (40%) dijadikan menjadi 100%, sehingga dalam hal ini diperoleh terlebih dahulu angka absolut, kemudian dibagi sesuai dengan persentase yang ditetapkan.
Sa        : Jumlah simpanan anggota
TMS    : Modal sendiri total (simpanan anggota total)